Judul Film : “HOW ART MADE THE WORLD”
Pembawa
Acara : Dr. Nigel Spivey
Sutradara : Robin Dashwood & Mark
Hedgecoe
Dalam sebuah film dokumenter berjudul “How Art Made The World”
menceritakan bagaimana sebuah seni membentuk dunia, bagaimana kelahiran gambar
dan hal – hal yang mempengaruhinya. Selanjutnya diceritakan bahwa tempat orang
pertama kali menggambar adalah di langit – langit Gua.hal ini terkait dengan
ditemukannya gambar Lembu Ox di gua yang terdapat di Altamira. Pertama kali
dunia mengetahui tentang lukisan gua dari bangsawan Spanyol bernama Maria dan
ayahnya yang juga merupakan Arkeolog amatir, Marcelino De Sautola. Berupa
lukisan Lembu Ox pada musim gugur tahun 1979. Melalui penemuan gambar ini, Henry Breuil dapat
menyimpulkan sebagai kegiatan harian masyarakat kuno seperti berburu dan ia juga berpendapat bahwa
menggambar merupakan bagian dari ritual untuk meningkatakan hasil buruan. Namun
sayangnya, gambar ini tidak berkaitan dengan hewan yang diburu, misalnya di
Spanyol Kijang menjadi konsumsi masyarakat purba bukan Lembu Ox, di Prancis
mengkonsumsi Kambing bukan Mamot Berbulu ataupun Bison dan Kuda. Tetapi di Gua
Pech Merle , Perancis seniman justru menggambar kuda yang indah. Gambar-gambar
di pegunungan Drakenberg Afrika Selatan juga menunjukkan bukan gambar – gambar
dari yang keseharian dilakukan oleh suku
San yaitu berburu. Hal ini dikemukakan oleh Prof. David Lewis Williams.
Pendapat ini diperkuat oleh catatan San Bushman sebagai produk visual terakhir
dari suku San. Namun ketika dilakukan penelitian, mereka menemukan masalah
karena suku San tidak lagi tinggal dipegunungan
tetapi di padang rumput Kalahari, mereka tidak lagi menulis tetapi lebih
sering dilukis. Hal ini juga dijelaskan di manuskrip Blake tentang budaya yang
tidak lagi ada. Eland (semacam hewan buruan) digambar dengan posisi terkapar di
batu Darkenberg, dan jika diperhatikan detail dari gambar ini tidak hanya
bercerita tentang “mati” tetapi juga bagaimana hewan
itu sekarat, yang ditunjukkan dengan bentuk bulu dan posisi kaki.
itu sekarat, yang ditunjukkan dengan bentuk bulu dan posisi kaki.
Lebih jauh lagi, gambar itu dianggap mencitrakan sesuatu
yang dihasilkan otak yang kemudian diproyeksikan kedinding. Dan hal ini tentu
berkaitan dengan halusinasi, imagi dan budaya. Walaupun dalam penciptaan gambar
tersebut masyarakat kuno dipengaruhi oleh budaya, namun mereka menciptakan visi
yang dapat dibahasakan dengan halusinasi. Budaya memberi pengaruh terhadap
pemilihan hewan seperti suku San dengan memilih Eland, di Prancis manusia purba
memilih Kuda dan Bison. Dominic Fytche seorang psikiater dari London
berpendapat bahwa, menggambar digua memiliki kecenderungan yang sama dengan
dunia trans. Otak manusia memiliki bagian yang memungkinkan untuk mendapatkan
halusinasi. Gambar-gambar abstrak yang muncul digua merupakan dampak dari
banyaknya subjek yang mempengaruhi system visual otak. Halusinasi berkembang
pada benda-benda yang dianggap penting dan hadir dalam budaya manusia purba.
Suku san percaya bahwa saat anda masih hidup, roh anda
dapat keluar dan dapat pergi ke dunia roh. Mereka menyebut diirinya kaum trans
karena sering mengalami keadaan tidak sadar.
Wanita di desa mengucap mantra yang kuat , tarian kemudian dimulai .
orang yang menari adalah Shaman. Begitutarian menguat, shaman tidak sadar
diri.(keadaan trans).Setelah cara membuat diketahui, maka gambar akan
berkembang. Bukit Gilbeklitapey Turki Selatan menjadi lokasi terjadinya
agrikultur. Dijelaskan juga bahwa tempat kemudian menjadi penting dalam
kegiatan menggambar. Seperti gambar dibukit Gilbeklitapey sangat jelas terlihat
pada malam hari dengan penerangan api.
Film dokumenter ini menceritakan tentang lahirnya
pencitraan di dunia, bagaimana manusia/nenek moyang menciptakan citra dunia
yang kita tinggali sekarang. Pada zaman dahulu, belum ada kemampuan pencitraan
sehingga dunia tidak bisa dikenali. Ada suatu saat dalam sejarah manusia,
kemampuan penciptaan ini lahir, ketika kita mulai menciptakan gambar dan untuk
mengerti apa maksudnya. Pada sekitar 2000 tahun yang lalu, ditemukan gambar
kuda dari masa kuno klasik. Ini dibuat untuk menghiasi rumah orang Roma sekitar
100 tahun SM. Seniman ini tidak
mengalami kesulitan dengan lukisan dua dimensi. Dan pada sekitar 3000 tahun
yang lalu, tepatnya pada tahun 1200 SM, ditemukan kepingan kecil berasal dari
Mesir purba dan orang yang melukisnya tahu dengan baik bagaimana memberikan
pencitraan dengan baik. Pada akhir abad ke 19, tepatnya pada musim gugur tahun
1879, seorang perempuan berusia 9 tahun (Maria) dan ayahnya (seorang bangsawan
Spanyol yang juga arkeolog amatir), Marcelino de
Sautuola mengunjungi Gua Altamira di Spanyol Utara.
Sautuola mengunjungi Gua Altamira di Spanyol Utara.
Di gua tersebut, Maria menemukan lusinan lukisan Auroch,
satu spesies lembu ox yang telah punah pada langit-langit gua, artinya dia
menemukan galeri pertama dari lukisan prasejarah yang pernah ditemukan.
Penemuan ini yang membuat Altamira terkenal. Ketika Sautuola memberitahukan
temuannya tersebut, para arkeolog meragukan keasliannya, karena lukisan
tersebut terlalu bagus jika dibuat oleh manusia prasejarah. Para ahli mengklaim
lukisan tersebut palsu dan Sautuola adalah pelaku penipuan. Sautuola berjuang
keras membersihkan namanya, namun para arkeolog tetap skeptis. Hingga beberapa
tahun kemudian, dia meninggal di rumah keluarganya yang tidak jauh dari
Altamira. Selama beberapa dekade, penemuan demi penemuan terjadi di Perancis
juga Spanyol, yang terbukti pasti bahwa lukisan-lukisan di gua tersebut memang
dari prasejarah. Contohnya di gua Lascaux, ada sebuah galeri lukisan yang amat
indah. Semakin banyak lukisan yang terlihat, menunjukkan seniman prasejarah
telah melukis dengan percaya diri dan keahlian yang menandingi hampir semua
bentuk dari dunia modern. Setelah ditemukannya
lukisan-lukisan di gua, muncul teori-teori mengenai hal itu. Teori pertama
peneliti menyebutkan bahwa mereka (manusia prasejarah) mencipta gambar dari
benda-benda di sekitar mereka.
Teori yang kedua yang dikemukakan oleh Henri Breuil
(Pastur Perancis dan pakar terkemuka dalam seni gua) menyebutkan bahwa mereka
menggambar tentang perburuan hewan. Seniman prasejarah melukis hewan karena
mereka percaya ini akan menambah kemungkinan hasil perburuan. Penelitian yang lebih
lanjut menemukan ketidakcocokan antara fosil tulang jenis hewan yang diburu dan
dimakan di sekitar gua dengan hewan yang dilukis di gua-gua tersebut. Akhirnya
teori tersebut juga gagal. Keanehan lain mengenai lukisan dalam gua tersebut
yang patut dipertanyakan adalah seniman prasejarah melukis di tempat sempit dan
paling dalam di gua, padahal gambar itu perlu dilukis di tempat orang-orang
bisa melihatnya. Di Pech Merle, Perancis terdapat lukisan yang sulit dijangkau
dan tidak memperlihatkan pencitraan apa-apa. Gambar terdiri dari banyak titik
dan garis atau bentuk-bentuk dan pola-pola abstrak serta pola-pola tersebut
diulang-ulang. Ditemukan dua ekor kuda dengan menaburkan citra dengan rangkaian
bintik. Beberapa tahun lalu, ditemukan lukisan dinding batu di tebing tinggi di
Pegunungan Afrika Selatan, Drakensberg. Lukisan ini sama anehnya dengan
lukisan-lukisan di Eropa, yaitu lukisan hewan dan memperlihatkan adegan-adegan
berburu. Namun usia lukisan tersebut hanya beberapa ratus tahun yang lalu.
Lukisan ini dibuat oleh Suku San, para Bushman. Orang pertama yang
menganggap lukisan itu menarik adalah
David Lewis Williams. Jika dilihat sekilas, lukisan tersebut menggambarkan
seekor kijang Eland dan orang yang memegang ekor kijang tersebut. Namun jika
diteliti lebih lanjut gambar orang tersebut berkaki kuda, bukan orang, kakinya
menyilang dan kijang Eland juga menyilang, kepalanya kepala kijang, dan memiliki
bulu yang tegak.
Film ini memberikan pengetahuan tentang sejarah
bagaimana manusia prasejarah awalnya mengkreasikan suatu karya seni berupa
citra, serta alasan mereka membuat citra tersebut. Film ini disajikan dengan
menarik, sehingga orang yang menontonnya tidak merasa bosan. Dengan dikemas
suara/music pendukung serta ilustrasi masa prasejarah, penonton dapat dengan
mudah mengerti isi cerita dari film tersebut. Selain itu, film ini disajikan
dengan dokumen dan pendapat dari para ahli yang dapat memperkuat bukti dari
sejarah. film How Art Made The World tentang mengapa manusia menyukai seni. Film
tersebut melacak asal muasal kesukaan manusia pada seni, jauh ke ribuan tahun
lalu. Kajian dimulai dengan penelitian terhadap patung Venus of Willendorf yang
berusia hampir 25.000 tahun. Menurut penelitian Prof. Ramachandran, seorang
neurologis, bentuk tubuh Venus ini tidak direalistis dan berlebih-lebihan.
Kesimpulan itu menyuguhkan kemungkinan tentang mengapa manusia suka seni:
Karena manusia tidak suka realitas, maka itu diciptakanlah gambar lain, yang
dilebih-lebihkan menjauhi realitas.
reviewnya bagus :D yang mau baca review terbaru bisa langsung ke http://gostrim.com/category/movie-review/ selamat membaca :)
ReplyDeleteThere are certainly a whole lot of details like that to take into consideration. That is a nice point to deliver up. discover this info here I offer the ideas above as normal inspiration but clearly there are questions like the one you deliver up where crucial factor will likely be working in sincere good faith. content I don?t know if greatest practices have emerged around issues like that, however I'm positive that your job is clearly identified as a fair game. company website Each boys and girls really feel the impact of just a moment?s pleasure, for the rest of their lives. continue reading this
ReplyDelete